SUMBER FONOLOGI BAHASA INDONESIA MASNUR MUSLICH
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UIR 2013/2014
MARTHA
2D/136211096
Bunyi
Pengiring
Bunyi Pengiring adalah
bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama dihasilkan. Bunyi-bunyi sertaan
atau pengiring ini dapat dikelompokan sebagai berikut.
a. Bunyi
Ejektif, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sebelum
dan sewaktu bunyi utama diucapkan, sehingga ketika glotis dibuka terdengar
bunyi glotal [?V].3)
b. Bunyi
klik, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara lidah belakang menempel rapat
pada velum sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapkan, sehingga penempelan pada
velum dilepas terdengar bunyi [Kk]. Contoh: Handphone, tantangan
c. Bunyi
Aspirasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang ke
luar lewat mulut terlalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [kh].
Misalnya, pheis, siku, liku, saku.
d. Bunyi
Retrofleksi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah
ditarik ke belakang segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar
bunyi sertaan [r]. Misalnya, [kertas], rambut, ribut
e. Bunyi glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sesudah bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi [v?],
sehingga ucapanya menjadi [a?kan].
f. Bunyi eksplosif, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara dilepaskan kembali setelah dihambat total. lawannya adalah bunyi implosif (bunyi tak lepas)
g. Bunyi
Nasalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan
kesempatan arus udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat bunyi utama
diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [m]. Hal ini bisa
terjadi pada konsonan hambatan bersuara, yaitu [b], [d], dan [g], sehingga
menjadi [mb], [nd], [kg].
h. Bunyi
Labialisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara kedua bibir dibulatkan
dan disempitkan segera atau ketika bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar
bunyi sertaan [w] pada bunyi utama. Misalnya, susu, guru, bubuk, buruh, kuku, syukur, kokoh, kuskus, suku, wujud, gugur, bubur, buku, ukur, untuk, kutu, truk, hulu, rusuh, turun
i. Bunyi
palatalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara lidah tengah
dinaikkan mendekati langit-langit keras (palatum) segera atau ketika bunyi
sertaan [y]. Misalnya, pyara, kancil, lilin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar