Selasa, 29 April 2014

FONOLOGI BAHASA INDONESIA BUNYI PENGIRING

FONOLOGI BAHASA INDONESIA
SUMBER FONOLOGI BAHASA INDONESIA MASNUR MUSLICH
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UIR 2013/2014
MARTHA
2D/136211096
Bunyi Pengiring
Bunyi Pengiring adalah bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama dihasilkan. Bunyi-bunyi sertaan atau pengiring ini dapat dikelompokan sebagai berikut.
a.    Bunyi Ejektif, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapkan, sehingga ketika glotis dibuka terdengar bunyi glotal [?V].3)
b.    Bunyi klik, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara lidah belakang menempel rapat pada velum sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapkan, sehingga penempelan pada velum dilepas terdengar bunyi [Kk]. Contoh: Handphone, tantangan
c.    Bunyi Aspirasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang ke luar lewat  mulut terlalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [kh]. Misalnya,  pheis, siku, liku, saku.
d.   Bunyi Retrofleksi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah ditarik ke belakang segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi sertaan [r]. Misalnya,  [kertas], rambut, ribut
e.    Bunyi glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sesudah bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi [v?], sehingga ucapanya menjadi [a?kan].
f.     Bunyi eksplosif, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara dilepaskan kembali setelah dihambat total. lawannya adalah bunyi implosif (bunyi tak lepas)
g.    Bunyi Nasalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan kesempatan arus udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [m]. Hal ini bisa terjadi pada konsonan hambatan bersuara, yaitu [b], [d], dan [g], sehingga menjadi [mb], [nd], [kg].
h.    Bunyi Labialisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara kedua bibir dibulatkan dan disempitkan segera atau ketika bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [w] pada bunyi utama. Misalnya, susu,  guru, bubuk, buruh, kuku, syukur, kokoh, kuskus, suku, wujud, gugur, bubur, buku, ukur, untuk, kutu, truk, hulu,  rusuh, turun
i.      Bunyi palatalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara lidah tengah dinaikkan mendekati langit-langit keras (palatum) segera atau ketika bunyi sertaan [y]. Misalnya,  pyara, kancil, lilin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar